*Written while on train trip from Tebingtinggi - Medan after enjoying my weekend @ home, reading some devotional readings that reminding me to write this post*
Beberapa bulan yang lalu, sekitar November 2010 kalo ngga salah, gw pernah ngobrol sama @PatYohanna, tentang being practical in God's Word.. Dan waktu itu kebetulan kita lagi bahas the three magic and strong words: "Please", "Sorry", "ThankYou"..
Top: the correct one; Bottom: the false tweet :P |
Sejak dari itu, gw coba terapkan three magic words ini dalam keseharian gw, dan efeknya sungguh luar biasa!
Percaya atau ngga, kita cuma bilang "Makasih", "Sorry", "Tolong" secara TULUS ke orang lain setelah apapun yang sudah mereka lakukan untuk kita, kita bisa lihat dan rasakan betapa hangatnya senyum balasan mereka waktu mereka bilang "Kembali" / "Sama2"..
Lebih spesifik lagi, gw coba terapin bukan hanya ke orang yang gw kenal, tapi bahkan ke tukang parkir, satpam, pembantu atau OB sekalipun *menurut gw, orang2 cenderung menganggap remeh orang2 tsb*.. Efeknya? Hari2 berikutnya pas gw ketemu lagi, mereka jadinya lebih ramah dan tersenyum ke gw sambil balas sapaan gw.. Padahal waktu pertama ketemu, tuh muka dah kayaq mo telen apaan gitu dah..
Why should we implement these words?
Waktu itu gw mencoba untuk memperhatikan sekitar gw, dan gw melihat kalo ternyata beberapa dari anak2 sekarang tuh cenderung ngga sopan, nggak hanya ke teman2nya, tapi juga ke orang tua nya.. Gak tau deh gara2 apa, tapi itulah yang gw temukan..
Tiga kata sederhana ini (Tolong, Maaf, TerimaKasih) membantu kita untuk tetap RENDAH HATI di depan siapapun.. Sikap tulus kita sewaktu mengucapkan kata2 ini bisa menjadi suatu hal yang ber-impact besar kepada orang2 yang jadi lawan bicara kita..
Dan percaya gak kalo gw bilang tindakan kita itu bisa seperti penyakit menular? Kalau kita berbuat sesuatu yang baik terhadap seseorang secara tulus berkali2, maka suatu saat nanti orang tersebut juga akan melakukan hal yang sama terhadap diri kita dan juga orang2 di sekitarnya?
Hal simple yang membuat gw menarik kesimpulan ini adl sikap dua ponakan gw di rumah, Dylan dan Darryl
Dylan & Darryl |
Kokonya mo gambar, adenya ikut kepo pegang spidol..
Kokonya mo lari entah kemana, adenya juga kadang ikut ngejar..
Kokonya mo jungkir balik, adenya pun bakal ikut2an jungkir balik..
Biasanya kalo dah kayaq gtu, NaiNai (omanya mereka a.k.a nyokap gw) atau Papa nya yang sibuk ngomelin si Dylan.. "Mai ane lah, tan Darryl toi lu co juga.. Huai dan e lu" / "Jangan gitu donk, tar si Darryl ikut2an lu keq gitu.. Bandel bener lu" *short tutor in hokkien :D*
See, tindakan itu menular..
See that you do not look down on one of these little ones. For I tell you that their angels in heaven always see the face of my Father in heaven. (Mat 18:10)Dua bandit ini *gw panggil bandit cuz ne dua paling bikin gregetan pas di rumah hahaha* ngajarin gw banyak hal dari beberapa sudut pandang unik :) *thank God to have them in my family*
How to do so??
Simple banget, all u need is a heart of sincerity..
Finally, all of you, have unity of mind, sympathy, brotherly love, a tender heart, and a humble mind. (1 Peter 3:8)Miliki perasaan tulus sewaktu ucapin kata2 ini.. Kalopun kita terbiasa ucapin, tapi ternyata kita ngga tulus ngucapinnya, orang itu ngga bakal merasakan sukacita sewaktu kita ucapin..
Belajar sisipin tiga kata ini dalam setiap hal yang terjadi di sekitar lu..
Pas ada yang anterin sesuatu, bilang "Makasih" sambil tersenyum liat ke arah orang itu..
Pas kita lakukan suatu kesalahan, bilang "Sorry" dan pastikan kita ngga mengulangi hal itu lagi..
Pas kita butuh orang lain membantu kita kerjakan sesuatu, awali dengan kata "Tolong" sebelum ucapin apa yang kita butuhkan..
Nothing is easy at first, tapi semua itu bisa dilakukan kalau sudah menjadi kebiasaan.. Tuhan juga bisa ciptain dunia ini karena dia sudah terbiasa :)
Let's create a better environment.. Let all glory to God :)
You should say "sorry" for using Bandit's pic without permission.
ReplyDeletewakakaka....