Saturday, June 30, 2012

Seperti Merpati..

Inspired while on a trip with my technician, having a sudden discussion about training a dove..

Sering kita lihat ada semacam ritual / kebiasaan dari kepercayaan seseorang, dimana mereka membeli seekor merpati, dan melepaskannya agar hidup bebas.. Biasanya sih ini bisa kita lihat kalo dalam bagian acara pernikahan, dimana pasangan itu bakal melepas sepasang merpati, and life of togetherness starts there..

Yah ada kepercayaan masing2 mengenai itu, konteks umumnya yang gw tau dari cerita2, artinya seperti melepaskan masa lalu yang buruk, dan memulai hidup baru dalam berkeluarga.. Uniknya, sebenarnya burung merpati yang dilepas ini ternyata bakal kembali ke penjualnya..

Gw sempat penasaran dengan cara penjual burung itu untuk melatih burung-burung yang mereka jual untuk kembali ke mereka setelah burung tersebut dilepas.. Kebetulan, salah satu teknisi kantor, Herman, bisa dibilang pakarnya burung, karena dia punya bisnis sampingan pelihara burung dan dijual kalau ada yang berminat..

Awalnya gw enggak percaya kalo burung itu bakal kembali ke pemiliknya, tapi setelah gw tanya2, ternyata memang bisa, dan itu perlu proses pelatihan yang sederhana doank..

Mungkin kita semua sudah tau, merpati itu super setia dengan pasangannya, walau sudah berada entah dimana, tetap pasti akan kembali ke pasangannya.. Dan itulah yang dimanfaatkan oleh penjual burung untuk melatih mereka..

Awalnya mereka mencari sepasang merpati *tentunya jantan dan betina yeh.. No gay allowed :P tapi entah juga sih kalo merpati ada yang gay :D*, lalu mereka dipelihara dan disayang setiap harinya.. Kedua merpati ini juga awalnya dibiarin di satu kandang yang sama, ceritanya sih supaya mereka bisa pedekate dulu, namanya juga belum kenalan :P Sampai beberapa saat, nantinya kandang mereka dipisah, dan diusahakan jangan sampai mereka bertelur..

Nah, sampai di tahap seperti itu, nanti yang dijual adalah salah satu dari mereka, enggak boleh keduanya.. Kalo keduanya dijual, entar gak bakal balik2 lagi deh mereka.. Katanya sih pas merpati ini dilepas, mereka akan secara otomatis terbang pulang ke rumah, mencari pasangannya *awhh.. so sweettt...*.. Dan ini juga ternyata teknik yang sama digunakan untuk mengirim pos melalui merpati pada jaman dahulu..

What can we learn from the doves?
Point yang gw dapet dari cerita itu, pastinya mengenai kesetiaan terhadap pasangannya.. Mungkin post kali ini akan menyinggung lebih banyak mengenai relationship, tapi hal mengenai kesetiaan itu tidak tertutup pada konteks itu saja, bisa juga pekerjaan dan lainnya, tapi gw pengen bahas lebih ke arah relationship..

Mungkin sering kita dengar berita2 di infotainment / media apapun, entah artis yang ini selingkuh dengan siapa, entah pejabat mana selingkuh dengan wanita lain, dan itu menyedihkan bukan? Seolah komitmen yang mereka buat di masa pernikahan itu mulai sirna dan pudar..

Terutama untuk anak muda, yang mungkin sering putus nyambung atau gonta ganti pasangan, dengan berbagai alasan mengenai satu dan lain hal yang dihadapi selama relationship itu berjalan.. Agak miris kalo gw mendengar cerita dari temen, ada temen lain yang sering gonta ganti pasangan, baru gak lama putus sama si ini, tau2 udah jadian aje sama si itu *bukan begosip, tapi kepo :P remember the power of kepo yang gw bahas di Stay Hungry Stay Foolish :P*.. Ya mungkin dia ada alasan tersendiri kenapa dia begitu.. But then, it isn't a good move to be so..

Sebelum menjalani suatu hubungan / relationship, ada baiknya kita bertanya kepada diri kita sendiri, am I ready for this? Is she ready as I am? Banyak yang bisa gw share disini, dari apa yang gw pelajari dan dapatkan dari salah satu sesi tentang Love, Sex, Dating yang diadain di Starlight mengenai proper relationship in God, dan tentunya disini mengenai menjaga hati kita.. Notes nya hilang seiring hape gw hilang kemaren itu, tapi apa yang disampaikan melekat di diri gw :)
Relationship is not easy, for sure..
At this time, gw sendiri pun belum perfect2 amat dalam relationship gw, masih banyak yang perlu gw perbaiki dan pelajari, apalagi yang namanya Long Distance Relationship (LDR) beuhhhh gak ada ampunnya.. I bet you know, LDR is not an easy thing to go without commitment..

I am happy, and blessed, and grateful for my current relationship with Vinia.. Komitmen yang kita buat di awal, sebelum sama2 mengiyakan untuk menjalani relationship ini bener2 menjadi hal yang sangat penting.. Kangen berat? Sudah pasti, terutama kalo lagi ada pergumulan pribadi yang sangat membutuhkan dukungan.. Memang, teknologi canggih, bisa skype, telpon dan segala macemnya untuk keep communicating, tapi tetep enggak bisa gantiin yang namanya feeling of direct meeting..

Permulaannya aja udah berat, dari awal udah dimulai dengan LDR, karena pekerjaan gw yang mengharuskan gw dipindahkan ke Medan.. Belum lagi kesibukan masing2, masalah pribadi masing2, dan banyak hal lain yang perlu dihadapi bersama.. Pastinya, banyak 'harga' yang harus dibayar, to keep this relationship good.. But thank God, we can keep this going :)

Komitmen tidak bisa hanya sepihak, harus keduanya sepakat dan menjaga kesepakatan itu tetap berjalan.. Pastinya, selalu ada kekurangan dalam beberapa hal, tinggal tergantung bagaimana respon kedua pihak terhadap kekurangan itu.. Gw sangat senang, kami bisa ngomongin hal yang menyenangkan dan yang kurang nyaman sekalipun dalam relationship kami, well, it's not easy, sangat enggak nyaman untuk membicarakan itu, but it helps :)

Cenderung orang mikirnya pengen dapetin relationship yang baik, menyenangkan, pokoknya yang senang2 doank deh.. But then, let me tell something, great love isn't taken by granted, we have to fight for it.. It isn't about finding the right person, but being the one instead..
Kalo kita berharap menemukan yang tepat, tanpa memikirkan bahwa sudahkah kita menjadi pribadi yang lebih baik, trust me, you won't find one..

Ini salah satu yang gw pelajari dari sesi LSD, pacaran itu bukan untuk main2.. Periksa dirimu, apakah sudah siap untuk berkomitmen, termasuk apa rencana2 ke depannya.. Daripada udah jadian, terus engga cocok dengan pasangan, ya udah putus aja; please stop being so.. Don't hurt someone's feeling as if it's just a game..
I was not being a good one on my past relationship, but I'm trying to be better than before..

-----
Jadi, marilah kita belajar dari cerita merpati tadi.. Hidup tuh pasti ada prosesnya, kadang nyebelin, but it makes us better.. Pertanyaannya, bisakah kita setia mencintai pasangan kita, walaupun kita tau apa yang kekurangannya? Periksa kembali apa tujuanmu dalam relationship, jagalah tujuan yang baik dalam relationship :)

0 comments:

Post a Comment

What's your thoughts? Share with me :)