Wednesday, September 12, 2012

Being Mean

Di waktu sebelum gw pindah ke Jakarta kemaren ini, gw sempat melakukan review kecil dengan CinHun cici, tentang bagaimana performance gw di kantor, what's my strength and weakness.. Dari pembahasan itu, kesimpulannya adalah, I'm being way too nice to everyone, yet I don't have the courage to be mean while needed.. Jawaban yang sebenarnya enggak terlalu mengejutkan buat gw, karena gw memang sudah menyadarinya, tapi gw bingung gimana mesti kejam -_-"

Sebelum gw diskusi dengan cici CH, gw juga sebenarnya udah pernah membahas ini sama @IanMartiono dan @viniakurniadi, dan mereka juga berpendapat sama seperti yang dibilang cici CH, termasuk juga (ex)bos gw sendiri..

Gw menyadari, kalo gw bukan orang yang mudah untuk mengatakan "tidak" untuk sesuatu, kecuali bener2 terpaksa dan kerjaan gw tidak bisa ditinggal.. Kalo memang bisa diusahakan untuk dibantu, gw bakal mengusahakan semaksimal mungkin.. Sounds good eh? Tapi ini malah jadi bumerang buat gw sendiri..

Dari segi positifnya, gw punya niat baik untuk membantu orang di saat mereka membutuhkan tenaga / bantuan gw, it's a good thing to have such personality they say.. Tapi, dari segi negatifnya, gw akan terlihat seperti orang bego yang mudah sekali disuruh ini dan itu, menjadikan sesuatu yang seharusnya bukan tanggung jawab gw menjadi iya, dan mau aja direpotin..

From my PoV, kenapa gw mau melakukan semua itu? Contoh sederhananya: anter jemput orang.. Sewaktu di Medan, berhubung gw boleh pake mobil kantor on weekend, kadang gw menggunakannya untuk transport buat anak2 komsel ke ibadah Pro-M waktu itu.. Waktu itu, banyak yang bertanya, koq gw mau sih repot2 anter jemput mereka, padahal kan enggak semuanya sejalan.. Buat gw, I'm fine with all that, why? Gw diberkati memiliki mobil, walo itu bukan punya gw, kenapa tidak gw gunakan untuk memberkati orang lain yang membutuhkan bantuan gw? Selama gw masih diberi kesempatan berbuat baik, kenapa gw mesti melewatkan kesempatan itu?

Memang, gw pake di luar fungsi kantor, tapi satu hal yang pasti, gw enggak melakukan kecurangan dimana gw pake untuk pribadi, biaya bensin gw charge ke kantor..

But then, at some points, being mean is necessarily needed.. Kenapa gw bilang begitu?? Gw teringat dengan kata2 (ex)bos gw, "kadang kita mesti kejam terhadap seseorang, supaya mereka sadar kalo mereka tidak terlalu dimanjakan dalam satu situasi.. Ketika rasa manja sudah muncul, akan sulit untuk berdiri tegar dan mandiri.."
As how my (ex)boss usually treats me, memang kadang gw merasa diberikan kelonggaran, tapi ada kalanya gw dipojokkan dengan beberapa situasi dimana menuntut kreativitas gw untuk menyelesaikan suatu masalah.. Dengan begitu, gw bisa menjadi lebih baik, karena paling tidaknya, gw sudah mencoba dengan usaha sendiri, perlebar kreativitas gw untuk menjadi problem solver yang lebih baik..

This, is one thing that I found myself hard to do.. Why? Karena gw orangnya terlalu tidak tegaan.. Kalo akhirnya gw melakukan sesuatu yang menurut gw agak kejam, gw bisa stress seharian, mikir apakah gw ngomong / lakukan itu terlalu parah? Pada akhirnya, bakal jadi perang pikiran buat gw sendiri.. Kalo sudah masuk dalam argumen parah dan lawan bicara masih ngotot, dan menurut gw it would be useless, gw bakal mengalah, dan let it be; selama hal itu tidak mengganggu gw.. Dan, I'm no good in yelling..

Selama di kantor, kasus dimana gw ngamuk berat itu sepertinya cuma dua kali *yang gw inget, dan harusnya emang tidak lewat dari tiga :P*.. Itu pun karena gw udah overstressed, semua yang gw minta ke staff dianggap nothing, malah nantang balik kalo itu semua useless.. Yah, just that once, dan jadi cuktaw buat gw.. Tapi, kalo suruh gw untuk marah dengan sengaja, gw belom bisa.. Gw lebih prefer dengan soft approach, ngomong baik2, sampe solusi itu bener cocok.. Dan hal itu sangat jarang berhasil, apalagi kalo ketemu dengan yang temperamen keras..

Istilahnya, mesti ada shock-therapy dulu supaya orangnya jera, dan sadar..

Huff.. Quite tough to do so, but have to learn to be so.. Kalo mengingat quote Life has to be balanced, dikaitkan dengan ini, memang gw harus balance, karena gw masih perlu banyak belajar menjadi 'kejam' pada waktunya.. Bukan berarti harus tiap hari marah2 atau bagaimana, tapi at the right time, and the right place..

About this, it reminisces me about my GranMa, who was quite mean in my PoV back then, but it shows a great result for me after I realize it through (read about it here)..

There are times when we need to be soft as cotton, and also be solid as rock at the other times.. This might not be a good thing to be seen at first, but one day you'll understand why.. Another lesson learned, and will be applied in my life..